N O H
A. Pengenalan

Dapat
dikatakan bahwa Noh adalah teater klasik
yang menggabungkan antara pertunjukan tari, drama, musik, dan puisi. Noh bisa
juga disebut dengan nogaku yang
berarti bentuk drama musikal. Seni pertunjukan tradisional Jepang ini
dikembangkan sekitar abad ke 14 selama periode Muromachi (1333-1573). Noh
merupakan jenis drama simbolik diwarnai dengan efek estetika, anggun, elegan,
tenang, yang diungkapkan melalui yuugen
(keindahan misterius). Pemain dalam Noh menggunakan topeng dan diperankan oleh
laki-laki yang memerankan tokoh wanita maupun pria.
Noh
terdiri dari utai (cerita dalam gaya
syair yang dibawakan pada waktu pementasan), hayashi (musik yang mengiringi utai),
shosa (tarian atau lakon yang dipertunjukkan
dalam waktu pementasan).
B. Sejarah Noh
Berdasarkan
sejarahnya drama Noh lahir pada periode Chuusei
antara tahun 1350-1450, dimana saat itu pertunjukannya merupakan kombinasi
antara sarugaku (seni pertunjukan
dari China) dan dengaku (tarian
tradisional Jepang). Noh akhir abad ke 14 dipopulerkan oleh Kannami Kiyotsugu
bersama anaknya bernama Zeami Motokio. Mereka mengadakan pertunjukan dihadapan
kaisar Ashikaga Yoshimitsu. Kaisar pun menaruh perhatian terhadap pertunjukan
mereka, kemudian memberikan penghargaan dan menaikan status sosial mereka.
Selama
Zeami berada dalam perlindungan militer Shogun Ashikaga Yoshimitsu, dia
diam-diam menulis beberapa drama dan tulisan yang menjelaskan tentang aturan
prinsipil estetika Noh dan
memberikan detail bagaimana kesenian Noh seharusnya dibuat, diperankan,
diarahkan, diajarkan, dan diproduksi dengan baik. Zeami menulis banyak drama
yang 250 drama diantaranya masih ditampilkan sampai sekarang dalam kumpulan
sandiwara klasik.
C. Perkembangan Noh
Noh
mulai dikembangkan pada awal abad ke 14, dan mulai dipopulerkan pada akhir abad
ke 14. Pada masa populernya inilah Noh mengalami perkembangan pesat. Pada tahun
1467 sampai 1568 selama perang saudara, Noh disebarkan bersama dengan
penyebaran chaanoyuu dan ajaran Buddha
kepada seluruh masyarakat. Namun ketika perang berakhir dan kekaisaran dipegang
oleh Tokugawa Ieyasu dan Toyotomi Hideyoshi yang berasal dari kaum militer, Noh
pun yang awalnya dapat dinikmati oleh seluruh kalangan menjadi kebudayaan
eksklusif bagi bangsawan, dengan kata lain rakyat biasa tidak bisa mempelajari
musik dan tarian Noh.
Ketika periode Edo
(1603-1868) saat kekuasaan militer mulai runtuh Noh pun kembali dapat dinikmati
oleh seluruh kalangan. Sehingga Noh pun menjadi seni pertunjukkan utama pada masa
itu. Pada periode Meiji (1868-1912), Noh
kehilangan perlindungan dari pemerintah dan harus berdiri sendiri. Meskipun
Noh hampir hilang, beberapa grup pemain mendapatkan sponsor pribadi dan mulai
mengajarkan kesenian pada para pemain amatir sehingga dalam waktu singkat
kembali berkembang. Inilah yang membuat Noh masih bertahan sampai sekarang,
tetapi tidak sepopuler periode Edo. Saat ini Noh banyak dipentaskan di kota
besar seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto. Seperti kebanyakan pertunjukan klasik di
seluruh dunia, Noh tidak
bisa digambarkan sebagai kesenian popular rata-rata di Jepang.
Lahirnya
pemerintahan baru dan sistem industri di Jepang, serta sudah dapatnya Noh
dinikmati oleh semua kalangan, Noh pun banyak mengalami transformasi hingga
saat ini. Sehingga saat ini Noh dapat dibagi menjadi 4 macam kategori, yaitu :
1.
Mugen nō (夢幻能) merupakan Noh dengan cerita yang
terjadi pada saat ini menyangkut kehidupan sehari-hari.
2.
Genzai nō (現在能) memiliki tokoh-tokoh yang lebih
rumit dan melibatkan dunia mimpi.
3.
Geki nō (劇能) memainkan drama didasarkan aksi
plot dan narasi.
4.
Furyū nō (風流能) focus pada kualitas estetika
tarian.
Selain
itu Yookyaku yang merupakam skenario drama Noh yang dipentaskan dewasa ini
kira-kira berjumlah 240 buah dibagi menjadi 5 babak menurut urutan
pementasannya, yaitu:
a
Babak satu disebut Wakinoh
(babak Shin) terdiri dari cerita
mengenai dewa atau upacara tanda syukur.
b
Babak dua disebut Shuramono
(babak Nan) terdiri dari cerita yang
bertemakan samurai yang telah meninggal dalam pertempuran.
c
Babak tiga disebut Kazuramono
(babak Nyo) terdiri dari cerita yang
menjadikan wanita atau roh wanita sebagai tokohnya.
d
Babak empat disebut Ganzaimono
(babak Kyoo) terdiri dari cerita
mengenai kejadian yang ada pada zaman saat.
e
Babak lima disebut Kirinoh
(babak Ki) mengenai setan atau cerita
tentang binatang buas.
D. Ciri Khas Noh
v Karakter
atau peran
Tim
pentas dalam Noh:
1.
Shite (仕手).
Merupakan pemeran utama Noh. Shite
dibantu oleh peran pembantu utama yang disebut shitetsure (仕手連れ).
2.
Waki (脇) merupakan pemeran yang
penting setelah shite, berperan
sebagai karakter yang menghidupkan cerita Noh. Waki dibantu oleh wakitsure
(脇連れ).
3.
Kōken (後見) adalah pegurus panggung yang
membantu para pemeran ketika tampil, paling tidak harus ada tiga orang.
4.
Jiutai (地謡) sebutan khusus untuk paduan suara
yang menghidupkan tampilan Noh, biasanya di mainkan oleh delapan orang.
5.
Hayashi (囃子) merupakan pemain instrumental yang
mengiringi penampilan Noh. Terdiri atas pemain
suling (nohkan), penabuh gendang (yang berbentuk seperti jam pasir) di bahu
(kotsuzumi), penabuh gendang (yang berbentuk agak lebih tipis dan besar
dari gendang sebelumnya) yang diletakkan di pangkuan (okawa atau otsuzumi),
penabuh gendang yang berbentuk seperti tong yang diletakkan di lantai dan
dimainkan dengan dua stik (taiko).
Karakter yang ada pada pertunjukan Noh, diantaranya :
(1) Dewa (kamimono)
(2) Hantu prajurit (syuramono)
(3) Peran wanita (onnamono)
(4) Orang gila (kyouranmono)
(5) Hantu (onryoumono)
(6) Karakter hayalan (nou)
(7) Setan (onnimono)
v Panggung
Panggung Noh dibuat dari hinoki (cemara Jepang). Pada bagian
belakang panggung adalah kagami-ita
(panel belakang, biasanya menampilkan sebuah pohon pinus dicat) dan bagian
depan panggung adalah kizahashi
(tangga dekoratif). Sisi kiri panggung adalah hashigakari (bridgeway) dan bagian belakang hashigakari adalah agemaku
(tirai) yang menandai pintu masuk ke area belakang panggung. Diperkirakan bahwa
konstruksi ini tahap standar saat didirikan sebelum masa pemerintahan dari Oda
Nobunaga shogun terkenal (sekitar
1550). Bagian utara panggung, terletak kuil Nishi Honganji Kyoto.
Kostruksi panggung tertua dibuat oleh Toyotomi Hideyoshi.
Tahap Noh lengkap terdiri dari-hon butai (area bermain utama), hashigakari (bridgeway), ato-za bermain (tempat duduk bagian
untuk musisi dan petugas panggung) dan jiutai-za
(bagian tempat duduk untuk paduan suara). Area utama 5,4m tiap sisi.
v Topeng Noh
Topeng Noh dibagi menjadi 6 tipe,
yaitu :
(1) Topeng orang tua (okinamen)
(2) Topeng orang dewasa (imen)
(3) Topeng wanita (onnamen)
(4) Topeng laki-laki(otokomen)
(5) Topeng karakter hayalan (kishin)
(6) topeng hantu
dan arwah (onryō)
Dalam
pertunjukannya tidak semua tokoh menggunakan topeng, namun ada yang menggunakan
make-up tebal yang menyerupai topeng. Para pemain harus berhati-hati dalam
memilih topeng yang digunakan. Orang yang menentukan topeng disebut dengan omotte.
Mengekspresikan
perasaan melalui topeng Noh terkadang dirasa sulit bagi para pembuat topeng
sehingga biasanya para pengguna topenglah yang melakukan sebuah trik sehingga
emosi yang diinginkan bisa tersampaikan. Jika ingin memberikan kesan ceria maka
topeng akan dimiringkan keatas (terasu).
Sebaliknya jika memberikan kesan sedih, topeng dimiringkan ke bawah (kumorasu).
v Tari
Tarian
yang dipertunjukkan dalam Noh berbeda dengan tarian pada umumnya. Jika dilihat
dari kosakata dalam bahasa Jepang tarian pada umumnya dikenal dengan odori, tetapi dalam Noh, tarian disebut mai yaitu tarian untuk Tuhan. Mai menjadi dasar yang kuat dalam
kesatuan Noh, serta memiliki arti yang dalam. Terkadang karakter dasar dalam
peran dapat terlihat dari mai.
Semua Noh bisa
digambarkan sebagai tarian. Terkadang terdapat gerakan kecil dramatis yang
membangun cerita. Namun di lain waktu ada juga gerakan kuat dan bersemangat.
Gerakan terkadang disesuaikan untuk nyanyian paduan suara atau terkadang untuk
instrumen musik. Pada umumnya, kesengajaan, kecekatan, ketegasan dan abstraksi
adalah bagian penting dari gerakan noh.
v Musik
Ritme dan melodi
dari instrumen yang ada pada pertunjukkan Noh mengikuti urutan dari sistem
cerita. Satu bagian yang paling istimewa adalah penggunaan drum yang disebut Kakegoe,
tabuhan dari drummer yang ditampilkan sebagai sinyal antara drummer seperti
juga antara drummer dan penyanyi. Drum ini juga menjadi elemen penting bagi
tekstur suara dari pertunjukan, menciptakan mood dan dengan lagu-lagu pendek
drum ini menentukan tempo pertunjukan.
v Kostum
Kostum dalam Noh dibuat dari sutra cantik
yang dicelup dan dibordir dengan rumir. Kostum-kostum ini mengungkapkan tipe
karakter yang digambarkan dan mengikuti konvensi ditetapkan sebagai penggunaannya.
Masih banyak variasi. Detail dari desain, kombinasi warna, kekayaan tekstur,
dan kekuatan bentuk memberikan noh dampak visual. Semua karekter baik miskin
atau kaya, muda atau tua , laki-laki atau perempuan semuanya menggunakan kostum
yang indah. Proses menggunakan kostum begitu rumit. Terlebih lagi jika seorang
aktor hendak mengenakan pakaiannya sendiri, dibutuhkan dua atau tiga orang
untuk memakaikan kostum si aktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar