Selasa, 24 Desember 2013

Kesusastraan Jepang "NOH"


N O H



A. Pengenalan


Salah satu bentuk kesusatraan pada zaman pertengahan ketika golongan samurai bersama para seniman membentuk kebudayaan adalah drama Noh. Dalam bahasa Jepang Noh ditulis dengan huruf kanji () yang artinya bakat/keahlian. Noh sendiri merupakan gabungan dari hiburan populer sangaku dan gagaku di Nara, yang didirikan oleh Kannami dan putranya Zeami. Sangaku diimpor dari China ini merupakan kombinasi dari pantomim, akrobat, dan sihir. Sedangkan gagaku cenderung mengusung musik dan tari yang biasanya dipertunjukan di kalangan bangsawan dan istana.

Dapat dikatakan bahwa  Noh adalah teater klasik yang menggabungkan antara pertunjukan tari, drama, musik, dan puisi. Noh bisa juga disebut dengan nogaku yang berarti bentuk drama musikal. Seni pertunjukan tradisional Jepang ini dikembangkan sekitar abad ke 14 selama periode Muromachi (1333-1573). Noh merupakan jenis drama simbolik diwarnai dengan efek estetika, anggun, elegan, tenang, yang diungkapkan melalui yuugen (keindahan misterius). Pemain dalam Noh menggunakan topeng dan diperankan oleh laki-laki yang memerankan tokoh wanita maupun pria.

Noh terdiri dari utai (cerita dalam gaya syair yang dibawakan pada waktu pementasan), hayashi (musik yang mengiringi utai), shosa (tarian atau lakon yang dipertunjukkan dalam waktu pementasan).
B. Sejarah Noh
Berdasarkan sejarahnya drama Noh lahir pada periode Chuusei antara tahun 1350-1450, dimana saat itu pertunjukannya merupakan kombinasi antara sarugaku (seni pertunjukan dari China) dan dengaku (tarian tradisional Jepang). Noh akhir abad ke 14 dipopulerkan oleh Kannami Kiyotsugu bersama anaknya bernama Zeami Motokio. Mereka mengadakan pertunjukan dihadapan kaisar Ashikaga Yoshimitsu. Kaisar pun menaruh perhatian terhadap pertunjukan mereka, kemudian memberikan penghargaan dan menaikan status sosial mereka.
Selama Zeami berada dalam perlindungan militer Shogun Ashikaga Yoshimitsu, dia diam-diam menulis beberapa drama dan tulisan yang menjelaskan tentang aturan prinsipil estetika Noh dan memberikan detail bagaimana kesenian Noh seharusnya dibuat, diperankan, diarahkan, diajarkan, dan diproduksi dengan baik. Zeami menulis banyak drama yang 250 drama diantaranya masih ditampilkan sampai sekarang dalam kumpulan sandiwara klasik.

C. Perkembangan Noh
Noh mulai dikembangkan pada awal abad ke 14, dan mulai dipopulerkan pada akhir abad ke 14. Pada masa populernya inilah Noh mengalami perkembangan pesat. Pada tahun 1467 sampai 1568 selama perang saudara, Noh disebarkan bersama dengan penyebaran chaanoyuu dan ajaran Buddha kepada seluruh masyarakat. Namun ketika perang berakhir dan kekaisaran dipegang oleh Tokugawa Ieyasu dan Toyotomi Hideyoshi yang berasal dari kaum militer, Noh pun yang awalnya dapat dinikmati oleh seluruh kalangan menjadi kebudayaan eksklusif bagi bangsawan, dengan kata lain rakyat biasa tidak bisa mempelajari musik dan tarian Noh.
Ketika periode Edo (1603-1868) saat kekuasaan militer mulai runtuh Noh pun kembali dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. Sehingga Noh pun menjadi seni pertunjukkan utama pada masa itu. Pada periode Meiji (1868-1912), Noh kehilangan perlindungan dari pemerintah dan harus berdiri sendiri. Meskipun Noh hampir hilang, beberapa grup pemain mendapatkan sponsor pribadi dan mulai mengajarkan kesenian pada para pemain amatir sehingga dalam waktu singkat kembali berkembang. Inilah yang membuat Noh masih bertahan sampai sekarang, tetapi tidak sepopuler periode Edo. Saat ini Noh banyak dipentaskan di kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto. Seperti kebanyakan pertunjukan klasik di seluruh dunia, Noh tidak bisa digambarkan sebagai kesenian popular rata-rata di Jepang.
Lahirnya pemerintahan baru dan sistem industri di Jepang, serta sudah dapatnya Noh dinikmati oleh semua kalangan, Noh pun banyak mengalami transformasi hingga saat ini. Sehingga saat ini Noh dapat dibagi menjadi 4 macam kategori, yaitu :
1.         Mugen nō (夢幻能) merupakan Noh dengan cerita yang terjadi pada saat ini menyangkut kehidupan sehari-hari.
2.         Genzai nō (現在能) memiliki tokoh-tokoh yang lebih rumit dan melibatkan dunia mimpi.
3.         Geki nō (劇能) memainkan drama didasarkan aksi plot dan narasi.
4.         Furyū nō (風流能) focus pada kualitas estetika tarian.
Selain itu Yookyaku yang merupakam skenario drama Noh yang dipentaskan dewasa ini kira-kira berjumlah 240 buah dibagi menjadi 5 babak menurut urutan pementasannya, yaitu:
a           Babak satu disebut Wakinoh (babak Shin) terdiri dari cerita mengenai dewa atau upacara tanda syukur.
b           Babak dua disebut Shuramono (babak Nan) terdiri dari cerita yang bertemakan samurai yang telah meninggal dalam pertempuran.
c           Babak tiga disebut Kazuramono (babak Nyo) terdiri dari cerita yang menjadikan wanita atau roh wanita sebagai tokohnya.
d           Babak empat disebut Ganzaimono (babak Kyoo) terdiri dari cerita mengenai kejadian yang ada pada zaman saat.
e           Babak lima disebut Kirinoh (babak Ki) mengenai setan atau cerita tentang binatang buas.

D. Ciri Khas Noh
v  Karakter atau peran
Tim pentas dalam Noh:
1.         Shite (仕手). Merupakan pemeran utama Noh. Shite dibantu oleh peran pembantu utama yang disebut shitetsure (仕手連れ).
2.         Waki () merupakan pemeran  yang penting setelah shite, berperan sebagai karakter yang menghidupkan cerita Noh. Waki dibantu oleh wakitsure (脇連れ).
3.         Kōken (後見) adalah pegurus panggung yang membantu para pemeran ketika tampil, paling tidak harus ada tiga orang.
4.         Jiutai (地謡) sebutan khusus untuk paduan suara yang menghidupkan tampilan Noh, biasanya di mainkan oleh delapan orang.
5.         Hayashi (囃子) merupakan pemain instrumental yang mengiringi penampilan Noh. Terdiri atas pemain suling (nohkan), penabuh gendang (yang berbentuk seperti jam pasir) di bahu (kotsuzumi), penabuh gendang (yang berbentuk agak lebih tipis dan besar dari gendang sebelumnya) yang diletakkan di pangkuan (okawa atau otsuzumi), penabuh gendang yang berbentuk seperti tong yang diletakkan di lantai dan dimainkan dengan dua stik (taiko).
Karakter yang ada pada pertunjukan Noh, diantaranya :
(1)       Dewa (kamimono)
(2)       Hantu prajurit (syuramono)
(3)       Peran wanita (onnamono)
(4)       Orang gila (kyouranmono)
(5)       Hantu (onryoumono)
(6)       Karakter hayalan (nou)
(7)       Setan (onnimono)
v  Panggung
Panggung Noh dibuat dari hinoki (cemara Jepang). Pada bagian belakang panggung adalah kagami-ita (panel belakang, biasanya menampilkan sebuah pohon pinus dicat) dan bagian depan panggung adalah kizahashi (tangga dekoratif). Sisi kiri panggung adalah hashigakari (bridgeway) dan bagian belakang hashigakari adalah agemaku (tirai) yang menandai pintu masuk ke area belakang panggung. Diperkirakan bahwa konstruksi ini tahap standar saat didirikan sebelum masa pemerintahan dari Oda Nobunaga shogun terkenal (sekitar 1550). Bagian utara panggung, terletak kuil Nishi Honganji  Kyoto. Kostruksi panggung tertua dibuat oleh Toyotomi Hideyoshi.
Tahap Noh lengkap terdiri dari-hon butai (area bermain utama), hashigakari (bridgeway), ato-za bermain (tempat duduk bagian untuk musisi dan petugas panggung) dan jiutai-za (bagian tempat duduk untuk paduan suara). Area utama 5,4m tiap sisi.

v  Topeng Noh
Topeng Noh dibagi menjadi 6 tipe, yaitu :
(1)       Topeng orang tua (okinamen)
(2)       Topeng orang dewasa (imen)
(3)       Topeng wanita (onnamen)
(4)       Topeng laki-laki(otokomen)
(5)       Topeng karakter hayalan (kishin)
(6)        topeng hantu dan arwah (onryō)
Dalam pertunjukannya tidak semua tokoh menggunakan topeng, namun ada yang menggunakan make-up tebal yang menyerupai topeng. Para pemain harus berhati-hati dalam memilih topeng yang digunakan. Orang yang menentukan topeng disebut dengan omotte.
Mengekspresikan perasaan melalui topeng Noh terkadang dirasa sulit bagi para pembuat topeng sehingga biasanya para pengguna topenglah yang melakukan sebuah trik sehingga emosi yang diinginkan bisa tersampaikan. Jika ingin memberikan kesan ceria maka topeng akan dimiringkan keatas (terasu). Sebaliknya jika memberikan kesan sedih, topeng dimiringkan ke bawah (kumorasu).

v  Tari
Tarian yang dipertunjukkan dalam Noh berbeda dengan tarian pada umumnya. Jika dilihat dari kosakata dalam bahasa Jepang tarian pada umumnya dikenal dengan odori, tetapi dalam Noh, tarian disebut mai yaitu tarian untuk Tuhan. Mai menjadi dasar yang kuat dalam kesatuan Noh, serta memiliki arti yang dalam. Terkadang karakter dasar dalam peran dapat terlihat dari mai.
Semua Noh bisa digambarkan sebagai tarian. Terkadang terdapat gerakan kecil dramatis yang membangun cerita. Namun di lain waktu ada juga gerakan kuat dan bersemangat. Gerakan terkadang disesuaikan untuk nyanyian paduan suara atau terkadang untuk instrumen musik. Pada umumnya, kesengajaan, kecekatan, ketegasan dan abstraksi adalah bagian penting dari gerakan noh.

v  Musik
Ritme dan melodi dari instrumen yang ada pada pertunjukkan Noh mengikuti urutan dari sistem cerita. Satu bagian yang paling istimewa adalah penggunaan drum yang disebut Kakegoe, tabuhan dari drummer yang ditampilkan sebagai sinyal antara drummer seperti juga antara drummer dan penyanyi. Drum ini juga menjadi elemen penting bagi tekstur suara dari pertunjukan, menciptakan mood dan dengan lagu-lagu pendek drum ini menentukan tempo pertunjukan.

v  Kostum
Kostum dalam Noh dibuat dari sutra cantik yang dicelup dan dibordir dengan rumir. Kostum-kostum ini mengungkapkan tipe karakter yang digambarkan dan mengikuti konvensi ditetapkan sebagai penggunaannya. Masih banyak variasi. Detail dari desain, kombinasi warna, kekayaan tekstur, dan kekuatan bentuk memberikan noh dampak visual. Semua karekter baik miskin atau kaya, muda atau tua , laki-laki atau perempuan semuanya menggunakan kostum yang indah. Proses menggunakan kostum begitu rumit. Terlebih lagi jika seorang aktor hendak mengenakan pakaiannya sendiri, dibutuhkan dua atau tiga orang untuk memakaikan kostum si aktor.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar